Tegar Dalam Kebenaran

Diriwayatkan dari Abu Umamah Shuday r.a menyatakan bahwa Rosulullah saw bersabda:

”Tidak ada sesuatu yang dicintai oleh Alloh melebihi dua tetes dan dua bekas, yaitu tetesan air mata karena takut kepada Alloh dan tetesan darah yg menetes sewaktu berjuang pada jalan Alloh. Adapun dua bekas itu, yaitu bekas luka sewaktu berjuang di jalan Alloh dan bekas dari menjalankan salah satu kewajiban-kewajiban Alloh” (HR Turmuzi).

Saking pentingnya takut kepada Alloh tersebut, Rosulullah menyatakan, ”Seseorang yang menangis karena takut kepada Allah itu tidak akan masuk neraka hingga air susu itu kembali ke dalam tetek. Debu yang menempel karena berjuang pada jalan Alloh itu tidak akan bisa berkumpul dengan asap neraka jahanam” (HR Turmuzi).

Mengapa takut kepada Alloh swt memiliki kedudukan demikian tinggi? Sebab, takut kepada Alloh akan membangkitkan keberanian dan ketaatan luar biasa, sekalipun banyak ancaman menghadang. Di dalam hadis tersebut di atas Alloh menyejajarkan antara takut kepada Alloh dan jihad di jalan-Nya dan taat melaksanakan kewajiban.
Ini menunjukkan betapa takut kepada Alloh terkait dengan ketegaran, serta melahirkan ketaatan. Mereka yang takut kepada Alloh swt akan tegar dalam menjalankan kebenaran.

”Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada gunung, pasti engkau akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya berfikir” (QS Al-Hasyr: 21).

Inilah yang tecermin dalam diri Nabi. Suatu ketika Abu Jahal datang melarang Rosulullah sholat di sebelah Ka’bah. Namun, beliau tidak mempedulikannya, bahkan kembali mengulangi sholatnya di tempat yang sama. Ketika itu Abu Jahal mengancam hendak menginjak leher beliau ketika beliau sedang sujud.
Namun, tidak ada seorang pun diantara para pemimpin Makkah, termasuk Abu Jahal, dapat menghentikan sikap Rosulullah itu. Padahal, saat itu beliau tidak memiliki banyak penolong ataupun pembela, apalagi persenjataan. Bekal beliau adalah keimanan yang penuh atas pertolongan Alloh dan ketakutan kepada Alloh bila menyalahi perintah-Nya.
Saat diancam, dihalangi, dan disakiti, ketika tawaf, beliau menyatakan penuh ketegaran:

“Apakah kalian mau mendengarkan apa yang aku sampaikan, wahai kaum Quraisy? Demi nyawaku yang berada di tangan-Nya, aku ingatkan kalian bahwa suatu ketika nanti aku akan membunuh kalian” (dikutip dari Sirah Ibnu Hisyam I, hal. 160).

Dalam peristiwa tersebut Rosulullah tidak tunduk pada para pemimpin Quraisy yang melarangnya taat pada Alloh Pencipta alam. Beliau sangat tegar dalam menjalankan kebenaran. Sikap inilah yang harus kita contoh, yakni Tegar Dalam Kebenaran, Tidak Kompromi Dengan Kebathilan..!***

Tinggalkan komentar